Hagia Sophia

09 April 2023

Banyak Warga Jepang Lebih Memilih Hidup Menyendiri dan Tertutup

Potret kehidupan warga Jepang. (Foto: AP/Miyuki Saito)

Dari survei yang dilakukan Badan Anak dan Keluarga Jepang, hampir 1,5 juta orang di Jepang memilih untuk menarik diri dari kehidupan masyarakat. Mereka memilih menjalani kehidupan yang tertutup di dalam tempat tinggalnya.

Hal ini adalah hikikomori atau gaya hidup mengucilkan diri yang didefinisikan oleh pemerintah sebagai orang yang mengisolasi diri selama setidaknya 6 bulan. Beberapa dari orang tersebut hanya keluar rumah untuk membeli makanan dan berkegiatan sekali-sekali.

Istilah hikikomori adalah sebuah ungkapan yang muncul pada tahun 1980-an. Pihak berwenang mengungkapkan keprihatinannya soal masalah ini dalam satu dekade terakhir. Namun, pandemi COVID yang telah terjadi memperburuk keadaan.

Diberitakan CNN, survei tersebut menemukan bahwa di antara 12.249 responden, sekitar 2 persen orang berusia 15 hingga 64 tahun diidentifikasi sebagai hikikomori, dengan sedikit peningkatan di antara mereka yang berusia 15 hingga 39 tahun. Dengan persentase itu diterapkan pada total populasi Jepang, diperkirakan ada 1,46 juta orang yang lebih memilih untuk mengisolasi diri.

Ada beberapa alasan masyarakat lebih memilih mengisolasi diri. Beberapa di antaranya adalah kehamilan, kehilangan pekerjaan, sakit, pensiun, hingga memiliki masalah intrapersonal yang buruk.

Namun, alasan utama mengapa gaya hidup ini semakin meningkat adalah pandemi COVID-19. Lebih dari seperlima responden menyebut pandemi sebagai faktor signifikan gaya hidup menyendiri mereka.

Jepang menjadi salah satu negara di Asia Timur yang tetap melakukan pembatasan pandemi ketat hingga tahun 2022. Jepang akhirnya membuka kembali perbatasannya untuk pengunjung luar negeri pada Oktober lalu mengakhiri salah satu kontrol perbatasan paling ketat di dunia semenjak dua tahun setelah pandemi dimulai.

"Karena COVID-19, peluang kontak dengan orang lain berkurang," kata makalah terpisah yang diterbitkan Februari di Perpustakaan Diet Nasional Jepang.

Tak hanya menyebabkan peningkatan gaya hidup menyendiri, pandemi juga memperburuk masalah sosial yang ada di Jepang. Seperti kesepian, isolasi, kesulitan keuangan, peningkatan kasus bunuh diri, hingga kasus kekerasan pada anak dan rumah tangga.

Para ahli mengatakan bahwa hikikomori sering dianggap berasal dari masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan meskipun faktor sosial juga berperan, seperti norma patriarkal Jepang dan menuntut budaya kerja.





























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Diterpa Krisis Populasi, Semakin Banyak Warga Jepang Memilih Hidup Menyendiri"