Ilustrasi anak thalasemia dirawat (Foto: (DetikHealth/Khadijah Nur Azizah)) |
Thalasemia merupakan penyakit genetik yang bisa diturunkan dari orang tua kepada sang buah hati. Sampai kini, belum ada cara untuk menyembuhkan thalasemia, upaya terbaik adalah meminimalisir pernikahan dua orang pembawa thalasemia.
Anak dengan thalasemia memiliki kondisi fisik yang lemah. Rendahnya kadar hemoglobin atau sel darah merah bisa menyebabkan permasalahan di jantung, sehingga anak bisa memiliki keluhan seperti sesak napas.
"Rendahnya kadar hemoglobin atau kadar darahnya, bisa sangat-sangat rendah sehingga menyebabkan gangguan ke jantung. Nah itu bisa hingga menimbulkan kematian," kata dokter spesialis anak dr Teny Tjitra Sari, SpA(K), MPH dalam konferensi pers, Selasa, (7/5/2024).
Para anak penyintas thalasemia menurut dr Teny harus sering-sering melakukan kontrol kesehatan, setidaknya 2-3 minggu sekali. Tujuannya untuk mencegah adanya permasalahan di jantung, seperti sesak napas dan mungkin gejala-gejala lain akibat rendahnya kadar hemoglobin.
"Hb (hemoglobin) rendah itu sangat tidak boleh, karena itu akan membuat tubuh tidak bisa bertahan. Karena prinsipnya oksigen atau udara kita itu dibawa oleh darah, bisa bayangkan kalau darah kita kurang atau tidak ada," tambah dr Teny.
Gejala-gejala lain yang dirasakan oleh pengidap thalasemia adalah pusing, kulit pucat atau kuning, pusing berputar, gangguan pertumbuhan, BAK (buang air kecil) gelap, mudah sakit/infeksi, sesak napas, dan facies cooley (perubahan bentuk muka).
Pasien thalasemia, harus rajin untuk melakukan terapi seperti transfusi darah, obat kelasi besi yang dikonsumsi setiap hari, dan rutin kontrol ke rumah sakit. Menurut dr Teny, untuk mencegah bertambahnya bayi yang lahir dengan thalasemia adalah dengan mencegah pernikahan dua orang pembawa thalasemia.
Pasalnya, jika kedua pembawa sifat thalasemia ini menikah dan memiliki keturunan, maka besar kemungkinan sang anak juga akan mewarisi kondisi thalasemia dari sang orang tua. Bila dua orang pembawa sifat thalassemia melakukan perkawinan, kemungkinan anak lahir dengan thalassemia sebesar 25 persen.
Artinya setiap kehamilan kemungkinan melahirkan anak yang mengidap thalassemia adalah 25 persen.
"Kesimpulannya bisa punya anak yang thalasemia, kemungkinannya 1 banding 4, ya kita tidak bisa memilih kan. Jadi bisa bayangkan anak pertama sakit, anak kedua sakit, atau tiga-tiganya sakit (thalasemia)," pungkas dr Teny.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bahaya Thalasemia, Penyakit Keturunan yang Bisa Bikin Gagal Nikah"