Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis |
Istilah intermittent fasting sempat viral di media sosial. Kata ini digunakan untuk mereka yang ingin menjalani diet.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam intermittent fasting. Cara ini diklaim efektif meskipun tidak semua orang cocok dengan pola diet tersebut.
Dikutip dari healthline, intermittent fasting adalah cara mengatasi pola makan pada jam-jam tertentu. Dalam sehari, kamu harus tahu kapan waktunya untuk makan dan kapan waktunya untuk puasa.
Selain mampu menurunkan berat badan, cara diet ini juga bisa mengurangi resistensi insulin. Dapat menjaga kesehatan otak dan jantung agar Anda bisa hidup lebih lama.
Biasanya, puasa intermiten dilakukan 16 jam atau 24 jam dalam sehari. Puasa ini dilakukan dalam kurun waktu dua kali dalam seminggu.
Manfaat Puasa Intermiten
Dalam artikel yang dibuat oleh Mayo Clinic, beberapa penelitian menyebut intermittent fasting tidak hanya sekedar untuk menurunkan berat badan. Puasa ini juga mampu memperbaiki beberapa penyakit seperti:
- Asma
- Stroke
- Penyakit Alzheimer
- Radang Sendi
- Multiple sclerosis
Cara Diet Intermittent Fasting
Ada lima cara diet intermittent fasting yang bisa Anda coba. Simak paparannya di bawah ini.
1. Metode 16/8
Cara ini mengharuskan Anda untuk berpuasa selama 16 jam dalam sehari. Sisanya, Anda bisa gunakan untuk makan selama 8 jam.
Ahli kebugaran Martin Berkhan sempat mempopulerkan cara diet tersebut. Ia menyebutnya dengan nama protokol Leangains.
Selama 16 jam, Anda hanya tidak diperbolehkan untuk makan. Namun jika ingin minum air mineral, kopi dan minuman non kalori lainnya dipersilahkan.
2. Diet 5:2
Metode ini dilakukan dengan cara puasa selama 2 hari dalam seminggu. Sisanya selama lima hari, Anda dipersilahkan makan dengan normal.
Selama puasa, perhatikan kalori yang masuk. Laki-laki hanya boleh mengkonsumsi kalori sebesar 500 sedangkan perempuan 600.
3. Eat Stop Eat
Berbeda dari sebelumnya, Anda hanya diminta untuk berpuasa 1-2 kali dalam seminggu. Namun Anda harus menjalani puasa full selama 24 jam dalam sehari.
Jika makan terakhir pukul 20.00 WIB pada hari Rabu, maka Anda harus menahan haus dan lapar sampai keesokan harinya dengan jam yang sama. Meskipun sulit untuk dilakukan, cobalah melakukannya secara perlahan.
Anda bisa mencobanya bertahap dengan memulainya dari 16 jam puasa. Kemudian tambahlah durasinya sedikit demi sedikit hingga mencapai 24 jam.
4. Alternate Day Fasting
Cara ini hanya membatasi Anda untuk mengkonsumsi kalori yang masuk setiap harinya. Jika sudah 500 kalori yang Anda konsumsi, maka berhentilah. Lakukan hal yang sama setiap harinya.
metode ini dinilai ekstrem dan tidak disarankan untuk pemula. Lagipula, puasa alternatif tidak begitu efektif dalam menurunkan berat badan ketimbang cara diet lainnya.
5. Warior Diet
Diet ini mengharuskan Anda untuk berpuasa setiap harinya atau hanya sekedar membatasi makanan. Namun pada malam hari, Anda dipersilahkan untuk makan.
Dalam waktu berpuasa, Anda masih diperbolehkan makan sayur dan buah selain itu tidak. Sedangkan malam harinya Anda dibebaskan untuk makan besar.
Warrior diet dipopulerkan oleh ahli kebugaran Ori Hofmekler. Cara ini bisa dibilang mirip dengan diet Paleo yang didominasi oleh makanan utuh dan tidak diproses.
Demikian penjelasan tentang cara diet intermittent fasting. Agar lebih aman dan bisa mendapatkan hasil yang maksimal, silahkan konsultasikan dengan dokter.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apa Itu Intermittent Fasting? Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya"