Buah kecubung (Foto: Getty Images/iStockphoto/Muhammad Zula Ainul Albab) |
Geger kasus 44 orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, diduga mabuk kecubung. Bahkan mereka sampai harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, sementara dua orangnya dinyatakan meninggal dunia.
Narasi soal bahayanya kecubung sebenarnya cukup sering dibahas. Bahkan ada yang menyebut kecubung lebih berbahaya dari narkoba jenis kokain, sabu, hingga heroin. Benarkah demikian?
Untuk menjawab hal ini, detikINET menghubungi dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN).
"Kalau dibilang lebih bahaya sebetulnya kurang tepat, masing-masing zat punya risiko dampak buruknya, termasuk juga tanaman-tanaman yang punya efek psikoaktif, termasuk yang ada dalam kecubung," jelas dr Hari melalui pesan singkat, Jumat (12/7).
Laki-laki yang menempuh Pendidikan di King's College London ini menjelaskan bahwa kecubung memiliki kandung alkaloid yang bersifat antikolinergik. Inilah yang kemudian menyebabkan intoksikasi jika dikonsumsi berlebihan.
Efek kecubung kebanyakan halusinogenik atau menimbulkan halusinasi. Apabila mengalami halusinasi berat, ini bisa membahayakan pemakainya maupun orang sekitar.
"Apalagi jika berada di lingkungan berisiko, bisa loncat dari tempat tinggi, atau tercebur ke sungai misalnya atau tertabrak mobil jika dia berada di jalan raya," ujarnya.
Selain itu, ada juga efek kecubung terhadap jantung dan paru, di antaranya membuat seseorang mengalami gangguan jantung dan menekan fungsi paru. Akibatnya, seseorang dapat kesulitan bernapas.
"Nah inilah yang mungkin dianggap membahayakan. Namun, zat lain seperti sabu atau kokain juga bisa berdampak buruk, seperti stroke dan serangan jantung. Pada intinya jika suatu zat ada penyalahgunaan, maka di situ muncul risiko dampak buruk dari yang ringan hingga berat seperti kematian," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Benarkah Kecubung Lebih Berbahaya dari Kokain?"