Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/SyhinStas) |
Kasus kematian akibat virus marburg di Rwanda mengalami peningkatan. Hingga tanggal 30 September, Rwanda melaporkan 27 kasus infeksi virus marburg dengan kasus kematian menjadi sembilan orang.
Virus marburg adalah kerabat virus ebola yang sangat mematikan. Berdasarkan hasil penelitian sejauh ini, virus marburg memiliki case fatality rate (CFR) sekitar 25 sampai 88 persen.
Infeksi virus yang dapat menyebabkan demam berdarah ini sebagian besar menginfeksi tenaga kesehatan yang bekerja di ibu kota negara tersebut, Kigali.
Hingga saat ini belum ada obat maupun vaksin yang bisa digunakan untuk melawan virus tersebut. Apabila penyebaran ini terus terjadi, pejabat kesehatan dan peneliti berharap dapat bisa segera mengumpulkan data tentang keamanan, potensi vaksin, serta perawatan.
Dikutip dari Nature, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan telekonferensi yang melibatkan para ilmuwan di Rwanda untuk uji coba vaksin dan perawatan potensial.
Rencana uji klinis yang menyeluruh untuk vaksin virus Marburg sudah disusun setelah wabah di Guinea Ekuatorial pada tahun 2023. Namun, tidak ada obat eksperimental yang diuji selama wabah tersebut.
Diharapkan setidaknya ada satu vaksin dalam strategi yang bisa diuji. Hingga saat ini ada beberapa vaksin marburg yang masuk dalam tahap pengembangan.
Komite etik WHO sebelumnya telah menyetujui rencana uji klinis vaksin, serta satu rencana untuk perawatan seperti obat antivirus remdesivir, yang diuji pada ebola dan COVID-19, serta perawatan antibodi monoklonal yang telah menunjukkan hasil menjanjikan pada hewan.
Virus marburg pertama kali menyebar dari hewan kelelawar yang terinfeksi ke manusia. Virus ini ditemukan pada air liur, urine, dan feses kelelawar yang terinfeksi.
Penyakit ini menular dari hewan liar ke manusia, dan menyebar antar manusia. Seseorang dapat mengalami infeksi apabila melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi. Virus bisa menyebar melalui kontak di kulit yang terluka atau selaput lendir di mata, hidung, atau mulut.
Dikutip dari CDC, tanda dan gejala awal infeksi virus marburg meliputi:
- Demam
- Menggigil
- Sakit Kepala
- Nyeri Otot
- Ruam
- Nyeri dada
- Sakit tenggorokan
- Mual, muntah, dan diare
Seiring perkembangan penyakit yang terjadi, gejalanya bisa semakin parah meliputi gagal hati, delirium, perdarahan, hingga disfungsi organ.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Virus Marburg Picu 9 Kematian di Rwanda, WHO Kebut Vaksin"