Hagia Sophia

08 February 2023

Usai Gempa Bumi, Kondisi Krisis Suriah Dapat Perhatian WHO

Tim SAR berupaya menyelamatkan korban gempa bumi di Turki. Foto: AP Photo/Omar Sanadiki

Petinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa kebutuhan kemanusiaan di Suriah kini berada pada posisi paling tinggi imbas gempa bumi besar menewaskan ribuan orang di sana dan di Turki Selatan.

Petugas Darurat Senior WHO, Adelheid Marschang, menyebut Turki memiliki kapasitas yang kuat untuk menangani kondisi krisis. Namun, kebutuhan utama yang tidak terpenuhi secara cepat akan terjadi di seberang perbatasan di Suriah, yang sudah bertahun-tahun bergulat dengan krisis kemanusiaan karena perang saudara dan wabah kolera.

"Ini adalah krisis di atas banyak krisis di wilayah yang terkena dampak," katanya pada rapat dewan organisasi di Jenewa, dikutip dari Reuters, Rabu (8/2/2023).

"Di seluruh Suriah, kebutuhannya paling tinggi setelah hampir 12 tahun krisis yang berlarut-larut dan rumit, sementara dana kemanusiaan terus menurun," sambung Marschang.

Lebih lanjut ia melaporkan, sekitar 23 juta orang, termasuk 1,4 juta anak-anak, kemungkinan besar terdampak di kedua negara setelah negaranya dilanda gempa bumi dan gempa susulan. Ribuan bangunan pun menjadi puing-puing.

WHO mengatakan, pihaknya kini tengah mengirimkan pasukan darurat, termasuk peralatan bedah darurat dan mengaktifkan jaringan tim medis darurat.

"Sekarang berpacu dengan waktu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Setiap menit, setiap jam berlalu, peluang untuk menemukan orang yang selamat semakin berkurang," imbuhnya.

Tedros menyebut WHO sangat prihatin dengan wilayah Turki dan Suriah. Pasalnya, tidak ada informasi yang muncul sejak gempa terjadi pada Senin (6/2).

"Pemetaan kerusakan adalah salah satu cara untuk memahami di titik mana kita perlu memfokuskan perhatian kita," kata Tedros.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Ungkap Kondisi Kritis Warga Suriah Imbas Gempa Bumi"