Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar |
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr Moh Adib Khumaidi, SpOT memberikan keterangan terbaru mengenai kondisi korban gempa di Cianjur, Jawa Barat. Saat ini pihaknya bersama dengan IDI Cianjur masih memantau distribusi tenaga kesehatan untuk membantu para korban.
"Fokus saat ini adalah memetakan pelayanan, aksesnya masih terputus. Proses evakuasi masih berjalan termasuk pencarian 39 orang yang masih belum ditemukan," kata dr Adib dalam keterangan tertulis, Jumat (25/11/2022).
Sejauh ini dilaporkan ada sekitar 272 korban meninggal dan 50 persen di antaranya adalah anak-anak. Sekitar ribuan orang juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan.
"Rata-rata karena memang komplikasi dari hasil trauma yang didapatkan dari gempa," bebernya.
Adapun penyakit yang banyak ditemukan tim medis antara lain:
- ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
- Fraktur (patah tulang)
- Luka robek
- Alergi
- Myalgia
- Dyspepsia/gartritis
- Asma
- Diare
- Diabetes (karena tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan)
- Scabies (kudis)
Sementara untuk korban anak-anak banyak kasus yang mengalami broncho pneumonia dan ISPA selain trauma seperti patah tulang, kaki, cedera kepala atau tubuh.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua IDI Cianjur dr Ronny Hadyanto menyampaikan tantangan yang dihadapi oleh dokter dan tenaga medis. Beberapa pasien luka terbuka dan patah tulang belum tertangani dikarenakan pasien tidak mau berobat.
Selain itu banyak korban yang tidak mau dirujuk karena kekhawatiran dirujuk ke luar Cianjur.
"Sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari masih sulit, lokasi MCK belum sesuai," beber dr Ronny.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "IDI Ungkap Korban Gempa Cianjur Mulai Diserang Penyakit, Ini yang Ditemukan"