Foto: Getty Images/iStockphoto/oonal |
Kabar kurang enak untuk penyintas COVID-19, dua studi baru menemukan risiko kadar kolesterol tinggi hingga setahun pada mereka yang pernah terpapar.
"Ini adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan lebih lanjut," kata Dr. Ashish Sarraju, seorang ahli jantung dari bagian Kardiologi dan Rehabilitasi Pencegahan di Klinik Cleveland.
Satu studi, yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes & Endocrinology awal bulan Januari, menemukan penyintas COVID-19 memiliki 24 persen peningkatan risiko kadar kolesterol tinggi.
"Ini adalah orang-orang yang tidak pernah memiliki masalah kolesterol sebelumnya," kata Dr Ziyad Al-Aly, penulis studi dan ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington di St. Louis.
"Sekarang, tiba-tiba, mereka mulai mengalami masalah berminggu-minggu dan berbulan-bulan setelah COVID-19."
Dikutip dari NBC News, diagnosis baru kolesterol tinggi ditemukan pada 51.919 orang yang mengidap COVID-19 dari Maret 2020 hingga Januari 2021, periode sebelum vaksin tersedia secara luas. Para peserta adalah pasien yang mencari perawatan di Departemen Urusan Veteran.
Dibandingkan dengan 2,6 juta orang yang tidak mengidap COVID-19 dalam jangka waktu yang sama, pasien yang tertular cenderung memiliki kadar trigliserida dan kolesterol jahat (LDL) yang tinggi hingga setahun kemudian. Sebaliknya, kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik lebih rendah.
Studi kedua, yang diterbitkan The Lancet Infectious Diseases pada akhir Desember, memiliki temuan serupa, terutama pada kelompok orang yang jauh lebih muda.
Para peneliti di Swiss membandingkan kadar kolesterol 177 anggota militer Swiss yang terjangkit COVID-19 pada 2020 dengan 251 lainnya yang belum terinfeksi. Usia rata-rata peserta adalah 21 tahun.
"Kelompok yang terpapar COVID-19 berakhir dengan kadar kolesterol yang lebih tinggi," kata penulis Patricia Schlagenhauf, seorang profesor di departemen kesehatan global dan masyarakat di Universitas Zurich. Mereka juga memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi setelah terpapar.
"Fakta bahwa orang-orang muda ini memiliki kolesterol yang jauh lebih tinggi, LDL yang lebih tinggi, dan BMI yang lebih tinggi menunjukkan adanya gangguan metabolisme, katanya.
Alasan COVID-19 Bikin Kolesterol Tinggi
Alasan mengapa virus pernapasan seperti COVID-19 dapat menyebabkan kolesterol tinggi masih belum jelas. Peradangan yang sedang berlangsung bisa jadi memiliki peran penting. Namun, bisa juga dikaitkan dengan perubahan perilaku, termasuk pola makan dan kurang olahraga, yang bisa menjadi faktor tingginya kadar kolesterol, demikian sebut Dr Glenn Hirsch, kepala kardiologi di National Jewish Health di Denver.
Dia mengatakan timnya telah melihat peningkatan risiko banyak kondisi setelah COVID-19, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit ginjal.
"Sepertinya ini adalah sesuatu yang harus dilacak lebih dekat," kata Sarraju.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Riset Bawa Bukti Penyintas COVID-19 Berisiko Kena Kolesterol Tinggi"