 |
| Foto: Hector Retamal/AFP/Getty Images |
Kurangnya ruang menyusui menjadi sorotan di China setelah video wanita yang mencari tempat untuk menyusui anaknya di terminal bus Beijing viral di sosial media.
Dalam klip berdurasi 30 detik itu, seorang ibu terlihat berusaha menenangkan bayinya yang menangis dengan mondar-mandir sambil membawa ransel besar dan kantong pinggang. Sebuah tas bagasi hitam tersampir di sebelahnya.
Dia kemudian duduk dan mulai menyusui anaknya, mengalihkan pandangan dari penumpang terdekat, ketika wanita lain mendekatinya. Kedua wanita itu berbicara singkat sebelum wanita kedua mulai menggunakan tas bawaan mereka berdua untuk membentuk penghalang.
Hal tersebut ternyata banyak dialami oleh ibu di China. Geng Zitong mengingat dengan jelas ketidakberdayaan yang dia rasakan ketika dia harus menyusui putranya yang berusia empat bulan di depan umum. Kondisi ini juga membuat wanita mengurungkan niat mereka memiliki anak.
"Saya hampir menangis ketika satu-satunya ruang perawatan yang saya temukan di mal, setelah mencari di tiga lantai, dikunci meski tidak ada orang di dalamnya," kata perempuan berusia 30 tahun itu kepada Strait Times.
"Saya merasa sangat frustrasi, dan kami mendapat banyak tatapan karena anak saya menangis begitu keras," sambungnya.
Setidaknya 10 kota di China saat ini tidak memiliki ruang menyusui sama sekali. Pada 2019, kira-kira hanya ada 2.600 ruang menyusui di seluruh China, tempat 14,6 juta bayi lahir pada tahun itu.
Otoritas Kesehatan China mengatakan menyusui meningkatkan pertumbuhan bayi baru lahir, dan juga dapat mengurangi risiko morbiditas pada ibu dan bayi.
Tetapi hanya sekitar 30 persen bayi di China yang diberi ASI eksklusif selama setidaknya enam bulan. Data ini dilaporkan oleh Rumah Sakit Anak Universitas Fudan di Shanghai pada Agustus 2022.
Jajak pendapat terhadap 10.223 ibu di 12 wilayah di China, termasuk kota dan desa, menemukan bahwa hanya 29 persen bayi diberi ASI murni selama enam bulan pertama.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "China Krisis Ruang Menyusui Publik, Bikin Wanita Ogah Punya Anak"