Switzerland Northern Lights. Foto: AP Photo |
Ilmuwan menyebut bisa saja aurora terlihat di negara wilayah khatulistiwa seperti Indonesia, namun ada risiko yang menyertainya. Bahkan hal itu bisa menyebabkan 'kiamat' pada satelit atau kiamat internet. Hal ini dijelaskan oleh Guru Besar Astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Dhani Herdiwijaya dalam unggahan Bosscha Observatory.
Menurut sejarah, aurora pernah terlihat di Jepang pada 1859. Saat itu, aurora nampak usai badai matahari terkuat yakni Badai Carrington.
"Untuk kenampakan aurora, berdasarkan sejarahnya bisa sampai ke Jepang (lintang 20-an derajat), yaitu pada saat badai Matahari terkuat yang tercatat tanggal 1-2 September 1859," ungkap Prof Dhani.
Meski sampai ke Jepang, belum ada laporan aurora sampai ke ekuator. Kendati demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa fenomena itu bisa sampai ke wilayah-wilayah di garis ekuator dengan catatan badainya lebih kuat dari badai tahun 1859.
"Tapi jika itu terjadi di era sekarang, boleh dipastikan akan terjadi kiamat satelit/kiamat internet, artinya lebih dari 80 persen satelit akan mati," terangnya.
Melansir CNN Indonesia, badai matahari 1859 adalah tsunami antariksa terbesar yang pernah tercatat sejauh ini. Kisahnya begini, pada Agustus 1859, astronom dibuat takjub dengan penambahan jumlah bintik di piringan Matahari. Di antara ilmuwan ini, ada Richard Carrington, yang mana pengamat langit amatir di sebuah kota kecil bernama Redhill, dekat London, Inggris.
1 September 1859, Carrington dibutakan oleh kilatan cahaya yang tiba-tiba saat membuat sketsa bintik Matahari. Ia menggambarkannya sebagai 'suar cahaya putih'. Fenomena itu berlangsung sekitar 5 menit. Suar tersebut kemudian diketahui sebagai Lontaran Massa Korona (Coronal Mass Ejection/CME). Dalam waktu 17,6 jam, CME melintasi lebih 150 juta kilometer antara Matahari dan Bumi dan melepaskan kekuatannya ke Bumi.
Selang sehari dari kejadian itu, Bumi mengalami badai geomagnetik. Badai itu memicu kekacauan sistem telegraf dan pemandangan aurora di daerah tropis terjadi, bukan suatu hal yang lazim terjadi. Fenomena ini pun tercatat sebagai Badai Matahari paling dahsyat sejauh ini.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Aurora Sampai ke Indonesia Bisa Jadi Tanda Kiamat"