 |
| Foto: Thinkstock |
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat 131 kasus gangguan ginjal akut misterius sejak awal Januari 2022, pasien tersebar di 14 provinsi. Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah untuk segera menelusuri apa yang sebenarnya terjadi.
Hal ini dikarenakan penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius hingga kini belum diketahui pasti.
"Langkah yang konkrit adalah kita mencari tahu dulu itu apa sebenarnya, karena kalau kita belum tahu sebenarnya, maka langkah berikutnya belum akan terlalu jelas. Jadi, saya kira akan bagus sekarang ada berbagai pihak baik profesi maupun juga Kementerian Kesehatan mencari tahu apa masalah itu, ada data yang lengkap, dan apa hubungannya dengan yang lain," ujar pria yang juga menjadi Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, saat ditemui di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (12/10/2022).
Prof Tjandra mengaku sudah menghubungi beberapa rekannya yang bertugas sebagai dokter anak. Ia berharap kasus ini dianalisa terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan, termasuk dugaan kekhawatiran kasus serupa seperti yang terjadi di Gambia, Afrika Barat, yakni 69 anak mengalami gagal ginjal akut usai mengonsumsi sirup paracetamol.
"Saya terus terang tadi pagi juga sudah menghubungi beberapa teman saya di dokter anak untuk bagus dianalisa secara mendalam sebelum kita ambil kesimpulan," ungkap Prof Tjandra.
"Isunya bukan hanya masalah klinik, jadi isunya kalau ada penyakit baru, mau ginjal, mau apapun juga, pertama memang ada kliniknya, artinya aneh, baru gitu, kemudian dicari penyebabnya, tapi yang berikutnya juga adalah bagaimana dampak terhadap di sekitarnya, apakah ada dampaknya, apakah ada hubugan dengan lingkungan. Semua itu mesti dikumpulkan datanya dulu sebelum kesimpulan nanti diambil," pungkas Prof Tjandra.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh 131 Anak RI Sakit Ginjal Akut Misterius, Eks Petinggi WHO Buka Suara"