Hagia Sophia

23 September 2025

Kebiasaan Sarapan Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Demensia dan Bahayakan Otak

Foto: Ilustrasi demensia (Getty Images/Filmstax)

Demensia adalah kondisi progresif yang memengaruhi daya ingat serta kemampuan berpikir. Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkannya, pilihan gaya hidup, termasuk pola makan, dapat berperan penting dalam memperlambat perkembangan demensia sekaligus melindungi kesehatan otak.

Sayangnya, beberapa kebiasaan sarapan yang kurang tepat justru dapat memicu peradangan, mengganggu sirkulasi darah, dan meningkatkan risiko demensia seiring waktu. Karena itu, penting untuk mengenali dan menghindari kebiasaan sarapan yang tidak baik bagi otak.

1. Mengonsumsi Produk Daging Olahan
Daging olahan, seperti sosis, sering menjadi pilihan populer untuk menu sarapan. Dikutip dari Times of India, meski praktis dan mengenyangkan, jenis makanan ini termasuk yang paling buruk bagi kesehatan otak.

Daging olahan biasanya diawetkan dengan nitrat dan nitrit, senyawa yang dikaitkan dengan peradangan dalam tubuh. Konsumsi rutin zat aditif ini, ditambah tingginya kandungan lemak jenuh dan natrium, dapat berkontribusi pada penumpukan plak di otak.

Dalam jangka panjang, peradangan kronis terbukti mempercepat penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan risiko demensia. Jadi, meski terasa memuaskan sesaat, sarapan dengan daging olahan bisa berdampak negatif pada kesehatan otak.

Sebaliknya, memilih sumber protein yang lebih sehat, seperti telur, kacang-kacangan, lentil, atau ikan, dapat memberikan nutrisi penting tanpa memicu peradangan. Mengganti daging olahan dengan protein nabati atau hewani rendah lemak merupakan perubahan kecil yang bisa memberi manfaat besar bagi kesehatan kognitif.

2. Makan Terlalu Banyak Gula
Kesalahan selanjutnya mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tambahan. Sereal manis, kue kering, donat, hingga beberapa jus buah bisa menyebabkan lonjakan energi sementara. Energi tersebut segera diikuti oleh penurunan yang membuat tubuh lelah dan otak sulit untuk fokus.

Gula berlebih juga meningkatkan resistensi insulin dan memicu peradangan kronis, yang keduanya berkaitan erat dengan risiko demensia dan Alzheimer yang lebih tinggi.

Sebuah studi menunjukkan, pola makan tinggi gula rafinasi bisa mempercepat pembentukan plak amiloid di otak yang merupakan tanda khas penurunan kognitif.

Makanan nabati utuh, seperti oat, buah-buahan segar, kacang-kacangan, dan biji-bijian menyediakan gula alami yang seimbang dengan serat dan antioksidan. Nutrisi ini membantu menstabilkan kadar gula darah dan memberi energi stabil untuk otak.

Jadi, mengurangi sarapan manis dan fokus pada alternatif yang kaya nutrisi tak hanya bisa meningkatkan daya ingat dan konsentrasi dalam jangka pendek, tapi juga ketahanan otak dalam jangka panjang.

3. Melewatkan Sarapan
Melewatkan makan pertama secara teratur bisa membahayakan kesehatan otak, terutama bagi orang-orang yang berisiko terkena demensia. Sarapan menyediakan glukosa esensial, sumber energi utama otak, setelah berpuasa semalaman.

Tanpa bahan bakar ini, kinerja kognitif bisa menurun sepanjang hari. Selain itu, melewatkan sarapan juga bisa meningkatkan kadar hormon stres, mengurangi konsentrasi, dan memengaruhi suasana hati. Hal tersebut bisa menyulitkan tugas-tugas rutin dan pengambilan keputusan, terutama pada lansia atau orang-orang yang memiliki masalah kognitif bawaan.

Dalam sebuah studi, dikatakan bahwa melewatkan sarapan secara konsisten dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap konsentrasi yang buruk, kelelahan, dan masalah memori jangka panjang. Untuk lansia, kurangnya nutrisi di pagi hari bisa menyebabkan berkurangnya asupan nutrisi secara keseluruhan dan bisa mempercepat penuaan otak.

Melewatkan sarapan dikaitkan dengan risiko demensia tinggi. Kemungkinan penyebabnya adalah hilangnya nutrisi yang dibutuhkan otak untuk berfungsi secara optimal.

Sarapan sederhana seperti roti gandum utuh, selai kacang, atau omelet sayur bisa menyediakan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk melindungi otak. Kuncinya, hindari makanan olahan berlebih dan fokus pada pilihan sehat dan kaya nutrisi yang memberi manfaat jangka panjang.

4. Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh Tinggi
Lemak jenuh yang ada dalam makanan seperti mentega, keju, kentang goreng, serta potongan daging berlemak juga merupakan pilihan makanan yang sebaiknya dihindari saat sarapan. Meski sedikit lemak jenuh bisa diterima dalam pola makan seimbang, mengonsumsi sarapan yang kaya lemak secara teratur bisa menyebabkan peradangan dan kesehatan otak yang buruk.

Omelet keju dengan bacon dan roti panggang mentega misalnya, mungkin terasa nikmat. Tapi, jika sering dikonsumsi, makanan seperti ini bisa memicu masalah pembuluh darah yang mengurangi aliran darah ke otak. Sirkulasi yang buruk membatasi oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak, sehingga meningkatkan risiko kerusakan neurologis seiring waktu.

Sebaiknya, fokus pada lemak sehat, seperti yang berasal dari kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat dan minyak zaitun yang bisa memberi manfaat perlindungan. Jenis lemak ini mengandung senyawa anti-inflamasi dan mendukung struktur sel otak, sehingga membantu menjaga fungsi kognitif.

Mengapa Sarapan Penting untuk Mencegah Demensia?

Sarapan sering dikatakan sebagai waktu makan terpenting dalam sehari. Hal ini terutama berlaku untuk kesehatan otak.

Meski melewatkan makan, mengonsumsi daging olahan, mengonsumsi gula berlebih atau sarapan dengan makanan tinggi lemak jenuh erasa memuaskan, hal tersebut bisa berkontribusi pada peradangan dan penurunan kognitif seiring waktu. Sebaliknya, makanan seimbang yang mencakup biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, protein rendah lemak, dan lemak sehat bisa menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan otak untuk tetap tajam dan tangguh.

Untuk mencegah demensia, setiap pilihan pola makan sangatlah penting. Memulai hari dengan makanan yang baik untuk otak menjadi cara yang sederhana untuk melindungi daya ingat hingga meningkatkan kesehatan neurologis jangka panjang.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "4 Kebiasaan Sarapan Seperti Ini Bisa Meningkatkan Risiko Demensia-Membahayakan Otak"