Hagia Sophia

25 July 2023

Inikah Penyebab Kasus Gagal Ginjal di Singapura Meningkat?

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/kckate16

Kasus gagal ginjal di Singapura menunjukkan kenaikan yang signifikan. National Kidney Foundation (NKF) mencatat setidaknya ada tambahan 6 pasien gagal ginjal setiap harinya.

Namun, diperkirakan jumlah orang yang mengidap penyakit ginjal kronis lebih banyak dari yang dilaporkan. Perkiraannya disebut bisa lebih dari 300 ribu orang.

Berdasarkan catatan pemerintah, kasus gagal ginjal di Singapura bak fenomena gunung es. Hanya 9.000 di antaranya yang berhasil terdiagnosis, sementara lebih dari 300 ribu orang mengidap penyakit ginjal kronis (CKD) berpotensi mengalami kondisi demikian.

"Itu baru kasus yang terdeteksi. Untuk setiap 10 diagnosis, diperkirakan lima hingga tujuh orang tidak mengetahui kondisi mereka," kata Yeo See Cheng, Kepala Kedokteran Ginjal di Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH), dikutip dari Channel News Asia, Senin (24/7/2023).

"Ini berarti 200.000 lebih banyak orang dapat berjalan-jalan tanpa menyadari bahwa ginjal mereka mengalami masalah. Jika dibiarkan, CKD akan berkembang menjadi gagal ginjal," tuturnya.

Yeo mengungkapkan sekitar sepertiga dari pasien tidak menyadari bahwa ginjal mereka bermasalah. Karena keterlambatan penanganan, kondisinya semakin memburuk dan biasanya pasien datang dengan kondisi yang sudah parah, seperti kaki yang bengkak hingga perut gatal.

Pada saat itu, ginjal pasien biasanya berada di ambang kegagalan, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Pasien harus segera memulai dialisis, yang akan menjadi terapi seumur hidup kecuali transplantasi sudah dekat.

"Ini seperti silent killer. Karena pada tahap awal (PGK), pasien tidak memiliki gejala apapun. Mereka merasa normal, merasa sehat, meski fungsi ginjalnya menurun," jelas Yeo.

"Banyak pasien bahkan tidak menyadarinya sampai mereka berada di stadium lima, yang dikenal sebagai gagal ginjal," sambungnya.

Penyebab Kasus Gagal Ginjal di Singapura

Penyebab kasus gagal ginjal paling umum di Singapura didominasi oleh diabetes tipe 1 dan 2. Sementara penyebab lainnya termasuk hipertensi, peradangan, dan faktor genetik.

Seperti Radheana Zamri (30) yang sudah mengidap gagal ginjal selama sembilan tahun. Ia menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah atau dialisis sejak usianya 21 tahun.

Diketahui, Radheana mengidap diabetes tipe 1 sejak usia delapan tahun. Ia tidak menyangka penyakitnya itu bisa berkembang menjadi penyakit ginjal kronis.

Ia mengatakan kondisi itu merenggut kebebasan masa mudanya. Radheana tidak bisa berjalan-jalan seperti anak seusianya, dan harus rutin menjalani dialisis.

"(Sebagai) anak muda, kami suka bepergian. Keluarga saya juga selalu suka jalan-jalan, jadi terkadang saya tidak bisa mengikuti mereka. Atau ketika mereka ingin tinggal lebih lama, saya hanya bisa pergi untuk waktu yang lebih singkat," ujar Radheana.

"Sepertinya hidup saya ada di sini (di pusat dialisis), sulit mendapat teman. Ini garis hidup saya. Kalau saya (tidak) pergi, ya sudah," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ternyata Ini Pemicu Kasus Gagal Ginjal di Singapura Meroket"