Foto: Getty Images/iStockphoto/ake1150sb |
Tim medis di Korea Selatan berhasil melakukan transplantasi rahim pertama kepada seorang wanita berusia 35 tahun yang lahir dengan rahim yang tidak berfungsi.
Diberitakan The Korea Herald, tim multidisiplin dari Samsung Medical Center melakukan operasi pada Januari 2023 dengan menggunakan rahim dari donor yang telah meninggal dan menyatakan prosedur tersebut berhasil setelah pasien berada dalam kondisi stabil selama lebih dari 10 bulan.
Pasien yang menjalani operasi didiagnosis mengidap sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser, kondisi langka yang mempengaruhi sekitar satu dari 5.000 wanita dan ditandai dengan rahim yang kurang berkembang atau tidak ada.
Bagi pasien dan tim medis, operasi itu sendiri hanyalah setengah dari perjuangan. Meskipun hasil transplantasi cukup menjanjikan, keberhasilan transplantasi rahim tidak hanya ditentukan oleh penerimaan organ, tetapi juga kelahiran bayi yang sehat.
Transplantasi rahim tidak dimaksudkan untuk bersifat permanen dan dilakukan melalui pembedahan setelah satu atau dua kehamilan untuk menghindari pasien bergantung pada obat imunosupresif, yang diperlukan untuk mencegah tubuh menolak rahim yang ditransplantasikan.
Transplantasi rahim masih dianggap sebagai operasi eksperimental di seluruh dunia. Transplantasi rahim pertama yang berhasil menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dilakukan di Swedia pada 2014. Tim medis di beberapa negara lain termasuk Inggris, Jerman dan India juga telah melakukan transplantasi yang berhasil.
Selain keunikan operasinya, prosedur ini juga mahal dan tidak ditanggung oleh polis Asuransi Kesehatan Nasional Korea Selatan.
Namun demikian, bagi perempuan tidak subur yang ingin melahirkan anak kandung, transplantasi rahim saat ini merupakan satu-satunya pilihan mereka, karena melahirkan melalui ibu pengganti saat ini tidak diakui oleh hukum Korea Selatan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Bedah Korsel Sukses Operasi Transplantasi Rahim untuk Wanita 35 Tahun"