Hagia Sophia

01 January 2024

Dosen dari UMM Berhasil Ciptakan Obat dengan Bahan Alami untuk Diabetes

Foto: ilustrasi/thinkstock

Diabetes melitus masih menjadi masalah kesehatan yang banyak diidap masyarakat Indonesia. Penyebab terbanyak penyakit ini adalah pola hidup tidak sehat yang dijalani pengidapnya.

Mengenai pengobatan diabetes, masyarakat pengidapnya yang masih mengandalkan obat alami untuk mengatasi kondisi tersebut. Melihat hal ini, dosen dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan obat alami untuk penanganan diabetes dengan mengeksplorasi potensi ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia).

Ia menggali potensi tanaman obat lokal karena tingginya biaya pengobatan diabetes dan potensi efek samping dari pengobatan konvensional. Hal ini juga didukung adanya tren masyarakat yang semakin tertarik pada pengobatan alami dan gaya hidup 'back to nature'. Permintaan terhadap tanaman obat pun meroket, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

"Sayangnya, tanaman obat di Indonesia saat ini masih terbatas pada peran sebagai jamu. Kadang juga hanya direbus. Ironisnya, belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka, yang merupakan obat berbahan alami dan telah terbukti keamanan serta khasiatnya. Padahal, jika berhasil mengembangkan potensi tanaman obat ini, nilai jualnya akan melonjak tinggi," jelas Prof Dr Rr Eko Susetyarini, MSi selaku ketua tim penelitian dikutip dari laman resmi UMM, Sabtu (30/12/2023).

Lebih lanjut, Roro mengatakan, penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun kembang bulan yang dapat menurunkan kadar glukosa darah berdasarkan uji coba pada tikus Wistar (Rattus norvegicus). Tanaman kembang bulan saat ini telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan, seperti sakit perut, kembung, diare, dan anti-inflamasi atau anti-radang.

Temuan menarik ini mengindikasikan bahwa daun kembang bulan memiliki peran signifikan sebagai anti- diabetes. Dalam penelitian ini, pemberian dosis ekstrak daun kembang bulan sebesar 5,14 ml/200g BB menunjukkan pengaruh paling efektif, dengan penurunan kadar glukosa darah rata-rata mencapai 136,80 mg/dl.

"Nilai ini tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif atau normal yang memiliki rata-rata 122,20 mg. Meskipun begitu, masih harus ada penelitian lanjutan. Langkah selanjutnya harus melibatkan penelitian yang mencangkup keamanan ekstrak terhadap fungsi hati dan ginjal," tuturnya.

Ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang memanfaatkan kembang bulan sebagai obat diabetes. Bahkan, penelitian ini telah menjadi rujukan hampir 60 peneliti lain, sehingga besar harapannya temuan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas saat rampung nanti. Untuk penelitian selanjutnya, perlu kajian farmakoekonomi.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mantul! Dosen UMM Ciptakan Obat Alami untuk Diabetes dari Daun Kembang Bulan"