Ilustrasi penyakit misterius. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage) |
Gejala penyakit misterius yang sering disebut 'Havana Syndrome' dialami diplomat AS dalam beberapa tahun terakhir. Menurut hasil penyelidikan awal, terungkap bahwa ada kaitan penyakit ini dengan unit intelijen Rusia.
Havana Syndrome pertama kali dilaporkan pada 2016 ketika diplomat AS di ibu kota Kuba jatuh sakit dan mendengar suara menusuk di malam hari, sehingga memicu spekulasi adanya serangan oleh entitas asing menggunakan senjata sonar yang tidak ditentukan.
Gejala lain termasuk hidung berdarah, sakit kepala, dan masalah penglihatan kemudian dilaporkan oleh staf kedutaan di China, Eropa, dan ibu kota AS, Washington.
Para diplomat tersebut mungkin menjadi sasaran senjata sonik Rusia, menurut laporan bersama The Insider, Der Spiegel dan CBS' 60 Minutes.
"Investigasi selama setahun tersebut menemukan bukti yang menunjukkan bahwa insiden kesehatan yang tidak dapat dijelaskan, juga dikenal sebagai Sindrom Havana, mungkin berasal dari penggunaan senjata energi terarah yang digunakan oleh anggota Unit 29155 (GRU Rusia)," kata laporan tersebut, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (2/4/2024).
Unit 29155 Rusia bertanggung jawab atas operasi asing dan telah disalahkan atas beberapa insiden internasional, termasuk upaya keracunan pembelot Sergei Skripal di Inggris pada 2018.
Moskow menolak tuduhan tersebut dan menyebut analisis ini tidak berdasar.
"Topik ini telah dibicarakan di media selama bertahun-tahun. Dan sejak awal, topik ini paling sering dikaitkan dengan pihak Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada konferensi pers pada hari Senin.
"Tetapi tidak ada yang pernah mempublikasikan bukti yang meyakinkan, jadi semua ini tidak lebih dari tuduhan yang tidak berdasar," ujarnya.
Washington menutup kantor imigrasi Havana pada 2018 di bawah pergeseran kebijakan AS ke arah Kuba dan juga menanggapi kekhawatiran pada saat itu bahwa sindrom Havana adalah akibat dari microwave atau serangan elektronik lainnya.
Intelijen AS juga mengatakan pada 2022 bahwa energi terarah yang intens dari sumber eksternal dapat menyebabkan beberapa kasus sindrom Havana, secara resmi dikenal sebagai Anomali Health Insidents (AHI).
Namun, lembaga intelijen menyimpulkan pada Maret 2023 bahwa tidak ada bukti yang dapat dipercaya, musuh asing memiliki senjata atau alat pengumpulan yang menyebabkan AHI, sampai kemudian Washington mengumumkan pembukaan kembali kantor imigrasinya di Havana pada Agustus 2023.
Investigasi bersama menunjukkan kasus pertama Sindrom Havana mungkin terjadi di Jerman dua tahun lebih awal dibandingkan kasus yang dilaporkan di Havana pada 2016 yang menjadi asal muasal nama sindrom tersebut.
"Kemungkinan terjadi serangan dua tahun sebelumnya di Frankfurt, Jerman, ketika seorang pegawai pemerintah AS yang ditempatkan di konsulat di sana pingsan karena sesuatu yang mirip dengan pancaran energi yang kuat," kata laporan itu.
The New Yorker melaporkan pada Juli 2021, sekitar dua lusin perwira intelijen AS, diplomat, dan pejabat pemerintah lainnya di Austria telah melaporkan masalah serupa dengan Sindrom Havana sejak Presiden Joe Biden menjabat pada tahun yang sama.
Amerika Serikat mengerahkan para ahli medis dan ilmiah untuk mempelajari dugaan serangan tersebut dan mereka yang terkena dampak telah diperiksa secara ekstensif untuk mencoba memahami penderitaan yang mereka alami.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terungkap Dugaan Awal Pemicu Penyakit Misterius Sindrom Havana 'Serang' Diplomat AS"