Hagia Sophia

01 January 2023

Mungkinkah Mengulur Waktu Kiamat?

5 Cara Manusia Ulur Waktu Kiamat. Foto: Getty Images/iStockphoto/buradaki

Para ahli dan ilmuwan berupaya mengulur waktu terjadinya kiamat dengan berbagai rekayasa teknologi dan ilmu pengetahuan. Bahkan, sebagian orang ada yang berambisi ingin menghentikan kiamat.

Terdengar mustahil dilakukan, namun nyatanya cara-cara ini dilakukan manusia untuk tujuan menghalau datangnya kiamat, baik karena bencana alam, kerusakan lingkungan, maupun wabah penyakit seperti dikutip dari Cracked.com.

1. Mengisi Supervolcano dengan Air
Gunung-gunung api super atau yang disebut supervolcano, menyimpan tenaga panas Bumi yang sangat besar dan bermanfaat untuk mendukung produktivitas industri.

Kemudian, aliran air panas dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari rumah tangga, industri, hingga pembangkit tenaga listrik.

Ide ini tentu saja punya kendala. Dibutuhkan waktu ratusan, bahkan ribuan tahun untuk mengisi penuh kawah dan celah vulkanis pada satu gunung api super. Biayanya pun tinggi, diperkirakan mencapai USD 3,46 miliar dan tindakan ini harus disetujui kesepakatan politik antar bangsa terkait dampak yang disebabkannya di kemudian hari.

2. Mengubur Karbondioksida
Ilmuwan berhasil menyuntikkan karbondioksida (CO2) ke dalam tanah basal vulkanik, dan mengubahnya menjadi padat. Mereka mampu memompa emisi karbon ke dalam perut Bumi dan mengubah gas menjadi padat, untuk disimpan selama beberapa bulan.

Cara ini, secara radikal lebih cepat dari prediksi sebelumnya, yang menunjukkan bahwa proses tersebut dapat membutuhkan waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Science itu merupakan bagian dari proyek percontohan yang diluncurkan pada 2012 di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hellisheidi, Islandia.

Pembangkit listrik tenaga panas Bumi Hellisheidi memiliki kapasitas 303 MW yang merupakan pembangkit tenaga listrik tenaga panas Bumi terbesar di dunia.

3. Mencegah Penyakit Sebelum Mewabah
Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), diluncurkan pada 2017 melalui pendanaan gabungan sebesar USD 640 juta.

Kelompok ini memiliki dua tugas utama, yakni menyiapkan vaksin yang dapat menjadi wabah penyakit ganas, dan melengkapi fasilitas laboratorium agar dapat memproduksi banyak vaksin dalam waktu singkat.

CEPI berhasil melewati tantang pertamanya, yakni mencegah perluasan penyebaran virus MERS-CoV, Lassa, da Nipah yang menyerang kawasan Afrika Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Selanjutnya, CEPI berupaya menghasilkan vaksin untuk setiap penyakit berbahaya, sebelum hal sempat menimbulkan wabah. Hal itu dilakukan bersamaan dengan penyediaan sumber daya yang lengkap untuk penelitian virus Ebola, Marburg, dan Zika. CEPI juga berperan menempatkan jaringan yang kuat yang diperlukan untuk menerapkan respons pandemi COVID-19.

4. Menyedot Sampah Laut
The Big Pacific Garbage Gyre adalah istilah untuk menyebut rawa sampah yang berputar-putar di seluruh lautan Pasifik. Rawa sampah tersebut diketahui membunuh rata-rata 100 ribu mamalia laut (termasuk paus, anjing laut, dan singa laut), lebih dari satu juta burung laut, dan ikan yang tak terhitung jumlahnya setiap tahun.

Di 2017, seorang remaja jenius bernama Boyan Slat, mendapat hibah dana penelitian sebesar USD 2,5 juta dari forum TEDx. Dana itu kemudian digunakan untuk mewujudkan mimpinya membersihkan laut dengan kolektor sampah yang mengambang.

Aksi itu menggunakan 'menara kolektor' berbahan bakar bom legium yang kerap digunakan untuk menyapu tumpahan minyak di lautan. Nantinya, alat ini akan mengalirkan sampah ke menara. Begitu berada di menara, sampah akan melayang ke ban berjalan dan dimasukkan ke mesin, yang kemudian akan dikosongkan setiap bulan dengan kapal.

5. Perisai Sinyal Kapal Selam
Sangat mungkin bagi Matahari menumbuhkan semacam awan besar berisi partikel yang mampu melumpuhkan kinerja sistem elektronik di Bumi.

Hal ini sempat terjadi, walau dalam skala kecil, pada 1859. Saat itu, serangkaian pancaran sinar korona dari Matahari menyebabkan badai geomagnetik yang mengganggu sistem kerja telegraf kala itu.

Jika hal serupa terjadi di masa kini, kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan sinyal satelit, tidak bekerjanya saluran listrik, dan beragam kerusakan lainnya yang mampu menyebabkan kerugian lebih besar.

Bagaimana cara mengatasinya? Menurut sebuah makalah ilmiah yang dikeluarkan oleh Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, sebuah perisai raksasa yang dibentuk dari Very Low Frequency (VLF) dapat menghalangi paparan radiasi badai Matahari yang merugikan Bumi dan manusia.

VLF sendiri merupakan jenis sinyal radio khusus yang banyak digunakan oleh kapal selam karena dapat dengan mudah bergerak melalui air laut.

Ketika percobaan sinyal VLF dikirim ke luar angkasa, sinyal ini justru terjebak di atmosfer. Hal ini menunjukkan bahwa VLF dapat menciptakan perisai radiasi tingkat rendah, yang mampu melindungi Bumi dari sebagian besar paparan zat-zat berbahaya pada sinar Matahari.





















Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "5 Cara Manusia Ulur Waktu Kiamat"