Ilustrasi Corona di Singapura. (Foto: Getty Images) |
Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan lonjakan drastis kasus COVID-19. Naik dua kali lipat dibandingkan pekan lalu, takni 22.094 kasus pada periode 19-25 November 2023.
Pada pekan sebelumnya, total kasus 'hanya' tercatat sebanyak 10.726 orang. Kemenkes Singapura mendesak warganya untuk terus melanjutkan vaksinasi. Kabar baiknya, tren kasus baru tidak dibarengi dengan lonjakan rawat inap COVID-19.
"Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat COVID-19 tetap stabil," jelas otoritas kesehatan setempat, dikutip dari Channel News Asia Minggu (2/12/2023).
Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan infeksi mungkin disebabkan sejumlah faktor, seperti musim perjalanan di akhir tahun dan berkurangnya kekebalan atau imunitas penduduk.
EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura, ditemukan pada lebih dari 70 persen kasus yang sudah disequencing.
"Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar," kata Depkes tersebut.
Ada Pneumonia Seperti di China?
Peningkatan penyakit pernapasan di negara-negara belahan bumi utara pada bulan-bulan musim dingin juga dilaporkan meningkat, Kemenkes Singapura mengatakan kejadian tersebut secara keseluruhan di Singapura tetap stabil selama sebulan terakhir.
"Tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak," tambahnya.
China, yang mengalami lonjakan pneumonia sejak pertengahan Oktober, mengatakan tren tersebut dipengaruhi efek pencabutan pembatasan COVID-19. Tidak ada patogen atau virus baru. Kebanyakan anak terkena influenza dan infeksi bakteri umum termasuk pneumonia mikoplasma.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pihak berwenang China berulang kali memastikan nihil patogen yang tidak biasa, ini sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat terkait munculnya kembali virus yang memicu pandemi.
Kementerian Kesehatan Singapura mencatat hingga saat ini, WHO menyatakan tren peningkatan penyakit pernapasan bukan hal yang tidak terduga, lantaran masuk musim dingin.
Infeksi COVID-19 berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan kasus penyakit pernapasan di Singapura.
Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19, dan merekomendasikan dosis tambahan bagi mereka yang menerima dosis vaksin terakhir sekitar satu tahun sebelumnya. Kelompok lansia atau yang berusia 60 tahun ke atas, rentan secara medis, serta penghuni fasilitas perawatan lansia juga diminta kembali melakukan vaksinasi.
"Di luar kelompok ini, semua individu berusia enam bulan ke atas juga didorong untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga/pengasuh individu yang rentan secara medis," tambah kementerian.
"Kemenkes terus memantau situasi global dan lokal dengan cermat. Dengan dimulainya musim puncak perjalanan ke luar negeri, Kementerian Kesehatan ingin mengingatkan semua wisatawan untuk waspada dan menerapkan tindakan pencegahan perjalanan yang relevan."
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Singapura Mendadak Catat Lonjakan COVID 2 Kali Lipat, Lampaui 20 Ribu Kasus"