Hagia Sophia

20 January 2024

Untuk Berantas DBD, Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk ber-Wolbachia

Nyamuk aedes aegypti penyebab DBD. (Foto: Getty Images/iStockphoto/PongMoji)

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) berencana membangun pabrik telur nyamuk ber-wolbachia. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu bentuk inovasi baru penanganan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan bahwa pada saat ini kapasitas produksi telur ber-wolbachia di Indonesia masih terbatas. Lima kota yang saat ini menjadi lokasi pilot project nyamuk ber-wolbachia memerlukan sekitar 40 juta telur per minggu.

Karena itu Maxi mengatakan perlu proses bertahap untuk menjadikan inovasi nyamuk ber-wolbachia ini menjadi program secara nasional.

"Kita kan sekarang ini yang sudah punya kapasitas produksi untuk wolbachia itu ada di lab UGM, Yogyakarta sekitar mungkin 8 juta telur per minggu. Kemudian di labkesmas Salatiga Jawa Tengah juga sekitar juga 7-8 juta telur per minggu," ucap Maxi ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).

Kemenkes RI menuturkan bahwa teknologi wolbachia ini sudah terbukti ampuh secara penelitian dapat menekan angka kasus DBD. Penelitian yang dilakukan di Yogyakarta mengungkapkan bahwa teknologi ini menurunkan kapasitas perawatan inap hingga sekitar 60 persen.

Lokasi pilot project untuk nyamuk ber-wolbachia di Indonesia saat ini dilakukan di Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

"Kalau kita punya kapasitas yang besar, kita bisa bertahap untuk memperluas cakupan kita untuk nyamuk ber-wolbachia. Jadi ini lagi proses untuk pembuatan pabrik untuk telur nyamuk," ucap Maxi.

"Sekarang itu di laboratorium UGM masih manual, bagaimana itu proses melakukan perkawinan sehingga telur-telur itu sudah ber-wolbachia," pungkasnya.

Wolbachia merupakan bakteri yang hanya dapat di dalam tubuh serangga. Bakteri ini tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya.

Teknologi ini dilakukan dengan menginfeksi nyamuk aedes aegypti penyebab DBD dengan bakteri wolbachia. Bakteri wolbachia memiliki kemampuan untuk memblok replikasi virus dengue di dalam nyamuk. Akibatnya, nyamuk tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika menggigit tubuh seseorang.

Nyamuk ini juga dilepas ke ke populasi alami tujuannya agar nyamuk bisa kawin dengan nyamuk di lingkungan dan menghasilkan anak-anak ber-wolbachia. Dengan begini dampak perlindungan wolbachia terhadap penularan DBD bisa berkelanjutan.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk ber-Wolbachia untuk Berantas DBD"