Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage) |
Satu kasus virus B dilaporkan muncul di Hong Kong, menyerang pria berusia 35 tahun pasca dilaporkan berkontak dengan monyet. Pria yang terinfeksi kini dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kasus virus B terbilang langka, menurut catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sejak pertama kali teridentifikasi di 1932, 'hanya' ada laporan 50 orang yang terpapar termasuk di Jepang, hingga China, 21 di antaranya meninggal dunia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pemerintah saat ini belum memperketat pintu masuk menyikapi temuan terkait, tetapi sejumlah pelancong yang berasal dari negara 'sumber' infeksi akan dipantau ketat.
"Belum ada pengetatan, hanya peningkatan kewaspadaan terhadap penumpang yang ada gejala demam," beber dr Nadia saat dikonfirmasi detikcom Senin (8/4/2024).
"Terutama berasal dari negara yang terjangkit."
Belum ada vaksin yang ditujukan untuk mencegah risiko keparahan saat terpapar, tetapi pengobatan sejauh ini menggunakan obat antivirus.
Kasus virus B pertama yang diketahui pada manusia berada di China, dilaporkan pada 2021, yakni seorang ahli bedah hewan Beijing yang membedah dua monyet mati dan meninggal karena infeksi tersebut sekitar sebulan kemudian.
Dalam kasus saat ini di Hong Kong, pria berusia 37 tahun yang terinfeksi dirawat di Rumah Sakit Yan Chai pada tanggal 21 Maret karena demam dan penurunan tingkat kesadaran. Hingga Rabu (3 April), ia dirawat di unit perawatan intensif. Sampel cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dinyatakan positif mengandung virus B.
Gejala awal virus B mirip flu dan meliputi demam, menggigil, nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala. Gejala tambahannya meliputi sesak napas, mual, muntah, sakit perut, dan cegukan. Cegukan mungkin berhubungan dengan virus yang menyerang sistem saraf. Orang juga mungkin mengalami lepuh kecil di bagian tubuh yang dicakar atau disentuh monyet.
Pada tahap akhir, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan sensasi nyeri, mati rasa atau gatal di dekat lokasi luka, serta masalah koordinasi otot dan kerusakan otak dan saraf. Masalah pernapasan dan kematian dapat terjadi dalam satu hari hingga tiga minggu setelah gejala awal muncul, catat CDC.
Masyarakat disarankan untuk menjauhi monyet liar dan menghindari menyentuh atau memberi makan mereka. Jika seseorang terluka oleh monyet, ia harus mencuci lukanya dan segera mencari pertolongan medis.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Virus B Mematikan, Kemenkes RI Minta Waspadai Keluhan Ini Sepulang dari LN"