Hagia Sophia

23 July 2023

El Nino Belum Sampai Puncaknya, Ini Dampaknya bagi Wilayah Indonesia

Begini dampak El Nino pada warga RI. (Foto: Getty Images/Agung Parameswara)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum lama ini memprakirakan puncak fenomena El Nino yang akan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023.

El Nino merupakan sebuah fenomena terkait Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Pemanasan tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik yang mengurangi curah hujan di wilayah sekitar, termasuk di Indonesia.

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa kondisi El Nino nantinya akan memberikan dampak bagi Indonesia. Salah satunya adalah masalah kurangnya ketersediaan pangan.

"Menurut WHO maka setidaknya ada 10 dampak El Nino bagi kesehatan. Pertama, gangguan kekurangan makanan sampai ke malnutrisi, terjadi karena gangguan ketersediaan ketahanan pangan," ucap Prof Tjandra dalam keterangannya, Sabtu (22/7/2023).

"Selain itu terjadi peningkatan kejadian penyakit menular, yang terjadi akibat kombinasi menurunnya higiene sanitasi, perubahan pola hidup penular penyakit," sambungnya.

Prof Tjandra mengatakan bahwa kondisi ini juga bisa menyebabkan meningkatnya penyakit air karena keterbatasan air dan sanitasi.

"Selanjutnya dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan dengan air atau water born disease, terjadi akibat keterbatasan ketersediaan air dan sanitasi," katanya.

"Penurunan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan disrupsi pelayanan kesehatan juga terjadi baik karena cuaca panas, atau mungkin bencana alam yg terjadi masa El Nino," sambungnya.

El Nino juga bisa berdampak pada peningkatan penyakit paru dan saluran pernapasan karena polusi, penyakit akibat cuaca panas hingga, masalah kesehatan kejiwaan atau dampak psikososial.

"El Nino juga akan berdampak pada peningkatan penyakit tular vektor atau vector borne diseases karena perubahan pola hidup vektor seperti nyamuk, tikus dan lain-lain dengan segala dampaknya," ujar Prof Tjandra.

Selain itu, Prof Tjandra juga menyoroti potensi dampak bencana alam yang dapat terjadi selama El Nino hingga menyebabkan pengungsian dan dampak cedera langsung atau kematian akibat bencana ekstrem yang terjadi.

"Karena kini sudah mendekati akhir Juli maka pemerintah dan kita semua perlu mengantisipasi potensi berbagai bahaya kesehatan akibat El Nino di Agustus dan September ini," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Waspada El Nino! Eks Petinggi WHO Ungkap Dampak Kesehatannya pada Warga RI"