Hagia Sophia

01 February 2024

Akibat Krisis Populasi, Banyak TK di Korsel Diperkirakan Tutup

Anak-anak di Korea Selatan. (Foto: Simon Shin/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Korea Selatan masih terus menghadapi permasalahan penurunan angka kelahiran. Kondisi ini rupanya berdampak pada pusat penitipan anak dan sekolah taman kanak-kanak.

Dikutip dari Koreaboo, sebuah laporan terbaru memperkirakan bahwa sepertiga lembaga-lembaga tersebut akan tutup pada tahun 2028 karena berkurangnya jumlah anak.

Institut Perawatan dan Pendidikan Anak Korsel menuturkan jumlah sekolah nursery di seluruh negeri telah mengalami penurunan yang signifikan. Penurunannya mencapai 21,1 persen dari 39.181 pada tahun 2018 hingga menjadi 30.923 pada tahun 2022.

Taman kanak-kanak juga mengalami penurunan 5,1 persen pada periode yang sama. Tren tersebut terjadi akibat berkurangnya jumlah bayi serta balita, dan situasi diperkirakan akan semakin memburuk.

Statistics Korea memperkirakan tingkat kesuburan pada tahun 2023 hanya sebesar 0,72 bayi yang lahir per wanita. Angka ini berdasarkan tahun 2022 memperkirakan penurunan populasi bayi setiap tahunnya secara terus menerus. Proyeksi yang dilakukan memperlihatkan bahwa jumlah anak kurang dari usia satu tahun akan turun berada di bawah 200 ribu pada tahun 2026.

Dampak demografi ini sudah mulai terlihat pada jumlah pendaftaran di pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak. Pendaftaran pusat penitipan anak turun lebih dari 1,41 juta pada tahun 2019 menjadi 1,09 juta pada tahun 2022. Pendaftaran di taman kanak-kanak juga menurun dari 675.998 pada tahun 2018 menjadi 552.812 pada tahun 2022, yang berarti penurunan sebesar 18,2 persen.

Laporan tersebut menunjukkan sekitar 31,8 persen pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak, sebanyak 12.416 institusi, berisiko ditutup dalam empat tahun ke depan. Penurunan ini diperkirakan akan lebih besar lagi di kota-kota besar, dengan proyeksi penurunan sebesar 39,4 persen di Busan, 37,3 persen di Seoul, 37,3 persen di Daegu, dan 34 persen di Incheon.

Untuk mengatasi krisis yang akan datang, laporan ini menekankan perlunya dukungan untuk menjaga infrastruktur penitipan anak pada tingkat minimum, khususnya di daerah yang mengalami arus keluar penduduk. Laporan ini menyarankan dukungan finansial bagi lembaga-lembaga yang berisiko ditutup dan menunjuk pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak tertentu di wilayah rentan sebagai infrastruktur penting.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Hampir Setengah TK di Korsel Diprediksi Bakal Tutup gegara Krisis Populasi"