Artis cilik Malaysia, Puteri Rafasya sempat lumpuh akibat prank tarik kursi. Ia jatuh dalam kondisi duduk dan mendadak tak bisa bergerak. Dokter bicara efek fatal. (Foto: Instagram/@puterirafasya1) |
Puteri Rafasya, artis cilik asal Malaysia sempat mengalami kelumpuhan usai terjatuh akibat prank kursi yang ditarik temannya di lokasi syuting. Ia terjatuh dalam posisi terduduk dan terbentur logam besi kaki tripod. Puteri langsung tidak bisa bergerak dan dibawa ke rumah sakit.
Ia mengalami cedera punggung, patah tulang pinggul, dan mati rasa pada kaki yang menyebabkan kelumpuhan. Selain itu, Puteri sempat mengalami inkontinensia atau kondisi hilangnya kontrol kandung kemih.
"Hari keempat, air kencingnya itu mengalir tanpa disadari dan hari ketujuh itu kencingnya nggak bisa keluar. Jadi permainannya di saraf," jelas Fatin Aliza Salmi, Ibu dari Puteri Rafasya dalam wawancara bersama InsertLive.
Kini, kondisi Puteri dikabarkan membaik setelah menjalani serangkaian terapi. Ia sudah bisa duduk dan mulai bisa berjalan meskipun masih dengan bantuan tongkat.
Menurut spesialis ortopedi dr Prori Fatwa Noor, SpOT dari RS Primaya Bekasi Timur, kelumpuhan umumnya terjadi karena cedera. Dalam ortopedi, 80-90 persen kasus disebabkan oleh cedera trauma yang mengganggu saraf. Untuk penyebab nontrauma dapat berasal dari tumor, peradangan, atau infeksi.
"Tidak bisa menggerakkan kedua tungkai bawahnya baru kita anggap sebagai kelumpuhan. Yang lebih ringan biasanya kebas atau mati rasa, tapi secara motorik masih bisa. Pada kasus artis Malaysia ini cederanya antara ringan dan sedang karena masih ada kemungkinan sembuh. Kalau 1x24 jam tidak datasi, cedera bisa permanen," kata dr Prori dalam program e-Life detikcom 'Jangan Prank Tarik Kursi', dikutip Minggu (2/4/2023).
Gejala yang dialami seseorang akibat jatuh terduduk sebagai berikut:
- Ada fraktur atau cedera langsung pada saraf
- Tidak bisa menggerakkan tungkai bawah
- Kehilangan sensasi meraba (kebas)
- Hilang kendali saat BAB atau BAK karena saraf yang mengatur motorik terganggu akibat cedera
Dampak yang dirasakan pasien tergantung dari tingkat keparahan atau kerusakan akibat jatuh terduduk. Jika jatuh terduduk hanya mengenai jaringan lunak sekitar, sekitar 2-4 minggu keluhan akan menghilang dengan perawatan yang konservatif, misalnya kompres dingin, mengonsumsi obat anti nyeri atau peradangan.
Namun, pasien berada dalam kondisi yang lebih berat jika terjadi pergeseran hingga patah tulang ekor. Kondisi akan jauh lebih berat lagi jika mencederai susunan saraf tepi di tulang ekor, terutama motorik dan sensorik.
"Bila cederanya pada saraf, bisa dikategorikan menjadi cedera sementara atau permanen yang harus dievaluasi lebih detail," lanjutnya
dr Prori mengungkapkan pertolongan pertama bagi orang yang mengalami cedera tulang belakang. Apapun cederanya, baik dalam posisi terduduk atau yang lain, istirahatkan pasien dengan menaruhnya pada bidang datar yang keras. Jika tulang terasa nyeri, posisikan pasien senyaman mungkin.
"Kalau posisi terduduk yang ditakutkan patah tulang datar. Mobilisasi dengan papan sehingga tidak memperberat kondisi cedera saraf atau patah tulang," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Seserius Ini Efek Prank Tarik Kursi, Sempat Bikin Artis Cilik Malaysia Lumpuh"