Foto: NASA |
Ledakan Supernova 1006 (SN 1006) adalah ledakan supernova paling dahsyat yang pernah diketahui, dan menjadi salah satu ledakan yang paling dikenal di seluruh galaksi. Ledakan itu terlihat di seluruh Bumi pada musim semi tahun 1006 SM.
Saking dahsyatnya, ledakan ini membuat galaksi jadi terang pada malam hari layaknya siang hari selama berbulan-bulan. Supernova SN 1006 muncul di konstelasi selatan Lupus pada tahun 1006 Masehi. SN 1006 adalah bintang yang tercatat paling terang yang pernah muncul di langit malam, dan kemunculannya tercatat di China, Mesir, Irak, Italia, Jepang, Swiss, Prancis, Suriah, dan Amerika Utara. Astronom modern menemukan sisa samar dari ledakan ini dan menetapkan bahwa jaraknya hanya 7.100 tahun cahaya dari Bumi.
Supernova SN 1006 memiliki kecerahan sekitar seperempat Bulan, cukup terang untuk menimbulkan bayangan di siang hari dan mudah dilihat cahayanya di tengah malam. Dua studi di tahun 2013 menemukan bahwa gelombang kejut dari supernova tersebut berdampak atas kemunculan sinar kosmik.
Dikutip dari NBC News, sinar kosmik menyerang Bumi dengan jumlah energi yang sangat besar yang jauh dari apa pun yang mampu dilakukan manusia saat ini. Paparan sinar kosmik semakin memprihatinkan ketika manusia kini gencar merencanakan misi luar angkasa berawak yang jauh dari perlindungan atmosfer Bumi. Radiasi semacam itu, misalnya, dapat merusak otak astronot di luar angkasa dengan mempercepat perkembangan penyakit Alzheimer.
Sladjana Nikolic, astrofisikawan di Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman, dan rekan penelitinya menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chili untuk memeriksa sisa-sisa SN 1006 secara mendetail di 133 lokasi di langit.
Mereka menggunakan teknik yang disebut spektroskopi unit medan integral yang memungkinkan mereka melihat jenis radiasi apa yang dipancarkan gelombang kejut, serta dari mana asalnya, dalam resolusi tinggi. Pengamatan mereka menghasilkan 'kubus data'.
"Ide (untuk) mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang Anda tidak pernah tahu apa, sudah sangat menarik, bahkan tanpa hasil lebih lanjut," kata Nikolic.
"Instrumen yang kami gunakan memiliki resolusi spasial yang tinggi, tingkat urutan besarnya lebih tinggi daripada instrumen yang digunakan dalam semua studi sebelumnya tentang emisi kejutan optik.
Ketepatan seperti itu memberikan tampilan yang lebih detail pada proses yang terjadi dalam guncangan," sambungnya.
Para ilmuwan memusatkan perhatian pada tepi barat laut sisa-sisa, yang memiliki radiasi gelombang kejut paling terang. Data mereka menunjukkan adanya proton yang mungkin menjadi benih potensial untuk sinar kosmik berenergi tinggi. Proton ini disebut 'suprathermal', karena mereka bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan.
Selongsong gas dari ledakan ini, dikenal sebagai sisa-sisa supernova, bergerak dengan kecepatan sekitar 3,6 juta km/jam, menghasilkan gelombang kejut yang membuat gas antarbintang berpijar.
"Sisa-sisa supernova dianggap sebagai laboratorium untuk menghasilkan sinar kosmik," kata Nikolic, penulis utama studi tersebut.
Dalam studi terpisah, tim ilmuwan yang berbeda mengumumkan bukti konklusif bahwa proton sinar kosmik diciptakan dalam gelombang kejut supernova.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Ledakan Supernova Paling Terang Terlihat di Seluruh Bumi"