Tina Turners (Foto: REUTERS/MARIO ANZUONI) |
Penyanyi legendaris Tina Turner meninggal dunia pada Rabu (24/5) di Swiss. Ia meninggal di usia 83 tahun setelah mengidap penyakit yang lama. Adapun hal ini diketahui dalam sebuah pernyataan dari humasnya kepada NBC News.
Kematiannya terjadi setelah ia disebut mengidap banyak penyakit dalam beberapa tahun terakhir.
"Dengan dia, dunia kehilangan legenda musik dan panutan," demikian sebuah pernyataan itu, dikutip dari Today.
"Tina Turner lahir sebagai Anna Mae Bullock pada 26 November 1939, di Nutbush, Tennessee, AS. Dia menjadi terkenal di akhir tahun 60-an sebagai penyanyi band Ike & Tina Turner Revue, namun kemudian dia sukses mendunia sebagai artis solo," sambung lagi.
Humasnya tak merinci penyakit apa yang menjadi penyebab kematian Turner. Ia hanya menegaskan bahwa penyanyi legendaris tersebut meninggal karena sakit lama atau "long illness".
Sebelumnya, Turner telah terbuka tentang beberapa masalah kesehatan yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk stroke, kanker usus, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, hingga stres pascatrauma dari hubungannya dengan Ike Turner.
Dalam memoarnya tahun 2018 berjudul "Kisah Cintaku", dia menulis, "Saya telah mengalami roller-coaster yang begitu liar dalam empat tahun sejak pernikahan saya sehingga bahkan saya kesulitan menjaga bencana medis saya tetap lurus."
Mengidap Stroke pada Tahun 2013
Turner mengidap stroke pada Oktober 2013, tiga bulan setelah pernikahan keduanya dengan Erwin Bach, tulisnya dalam memoarnya.
"Petir menghantam kepala dan kaki kanan saya - setidaknya begitulah rasanya - dan saya merasakan sensasi lucu di mulut saya yang membuat saya sulit untuk meminta bantuan Erwin. Saya curiga itu tidak baik, tapi itu lebih buruk dari yang pernah saya bayangkan. Saya mengalami stroke," tulis penyanyi ikonik itu.
Turner pun langsung dibawa ke rumah sakit setelah dirinya tak dapat berdiri sendiri. Ia dirawat selama 10 hari dan menjalani beberapa perawatan agar bisa berjalan kembali.
"tidak ada proses rehabilitasi yang mudah," tulisnya.
Mengidap Darah Tinggi pada Tahun 1978
Turner juga menulis dalam memoarnya bahwa dia didiagnosis dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada tahun 1978. Karena kondisinya itu, ia harus meminum pil sekali sehari.
"Saya percaya bahwa tubuh saya mulai bereaksi untuk bekerja dengan tekanan darah tinggi dan obat-obatan, dan itulah alasan saya tidak dapat mencapai catatan saya," katanya.
Meskipun begitu, beberapa waktu kemudian ia belajar untuk menerima dan berpikir bahwa darah tinggi adalah normal baginya. Imbas tekanan darah tingginya yang tak terkelola dengan baik, menyebabkan dirinya mengalami masalah ginjal.
Mengalami Gagal Ginjal dan Transplantasi
Setelah stroke, dokter yang merawat Turner menyatakan keprihatinan bahwa tekanan darah tingginya melukai ginjalnya. Tak lama setelah itu, dokter menemukan bahwa ginjal Turner hanya memiliki 35 persen fungsi, dan semakin menurun menjadi 5 persen. Turner pun menjalani cuci darah dalam upaya menjadi cukup sehat untuk menerima transplantasi ginjal.
Pada April 2017, dia menjalani operasi, dan suaminya Erwin Bach adalah donornya
"Saya bertanya-tanya apakah ada orang yang berpikir bahwa sumbangan hidup Erwin bersifat transaksional," tulisnya dalam memoarnya.
"Luar biasa, mengingat sudah berapa lama kami bersama, masih ada orang yang ingin percaya bahwa Erwin menikahi saya karena uang dan ketenaran saya," lanjutnya.
Mengidap Kanker Usus
Pada Januari 2016, Turner didiagnosis mengidap kanker usus hingga mengalami diare kronis selama berbulan-bulan. Ia juga mengidap karsinoma dan beberapa polip ganas. Meskipun demikian, tak ada informasi lebih lanjut apakah kanker tersebut bisa dihilangkan.
Sebulan kemudian, penyanyi legendaris itu menjalani operasi untuk mengangkat bagian ususnya yang terkena kanker, dan dokter mengira itu bisa disembuhkan. Saat melakukan operasi pengangkatan usus, Turner harus menunda transplantasi ginjalnya selama satu tahun.
Turner Terbuka tentang Kesehatan Mentalnya
Turner menulis dalam memoarnya bahwa dirinya sempat memiliki pikiran untuk bunuh diri selama hubungannya dengan Ike Turner. Ia kemudian mencoba bunuh diri sebelum akhirnya keluar dari hubungan pada tahun 1978.
"Saya memilih kematian, dan saya memilihnya dengan jujur," tulisnya dalam memoarnya.
"Saya tidak bahagia ketika bangun. Tetapi saya tidak pernah mencobanya lagi karena saya membuat kesadaran penting, yang mengubah jalan hidup saya. Saya keluar dari kegelapan percaya bahwa saya ditakdirkan untuk bertahan hidup. Saya ada di sini karena suatu alasan," lanjutnya lagi.
Turner juga membagikan dalam film dokumenternya tahun 2021 "Tina" bahwa dia mengidap post-traumatic stress disorder (PTSD), Reuters melaporkan saat itu.
"Itu bukan kehidupan yang baik. Yang baik tidak menyeimbangkan yang buruk," katanya dalam film dokumenter itu.
"Saya memiliki kehidupan yang penuh kekerasan, tidak ada cara lain untuk menceritakan kisah itu. Itu kenyataan. Itu adalah kebenaran. Itulah yang Anda miliki, jadi Anda harus menerimanya," imbuhnya lagi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penyanyi Legendaris Tina Turner Meninggal di Usia 83 Tahun, Ini Riwayat Sakitnya"