Hagia Sophia

26 May 2023

Provinsi Manakah Penyumbang Kasus Sifilis Terbanyak di Indonesia? Ini Infonya

Berikut adalah 10 provinsi dengan prevalensi kasus sifilis tertinggi di Indonesia. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Hailshadow)

Kasus sifilis atau raja singa di Indonesia meningkat dalam 5 tahun terakhir, dari 12 ribu menjadi hampir 21 ribu kasus di 2022. Papua menjadi provinsi dengan kontribusi jumlah kasus tertinggi dengan 3.864 kasus.

Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022 mencatat total sebanyak 20.783 kasus sifilis sepanjang 2022. Rata-rata penambahan kasus tiap tahun sebanyak 17.000 hingga 20.000 kasus.

Juru bicara Kemenkes RI Muhammad Syahril menyebut, presentasi pengobatan sifilis pada ibu hamil masih rendah. Sekitar 60 persen tidak mendapat pengobatan dan berpotensi menularkan kepada bayi yang dikandung, serta menimbulkan cacat.

"Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu," kata dr Syahril dalam keterangan pers baru-baru ini.

Provinsi mana saja yang menyumbang kasus terbanyak?

Berikut adalah daftar 10 provinsi dengan jumlah pasien sifilis terbanyak tahun 2022:
  • Papua - 3.864 kasus
  • Jawa Barat - 3.186
  • DKI Jakarta - 1.897 kasus
  • Papua Barat - 1.816 kasus
  • Bali - 1.300 kasus
  • Banten - 1.145 kasus
  • Jawa Timur - 1.003 kasus
  • Sumatera Utara - 770 kasus
  • Jawa Tengah - 708 kasus
  • Maluku - 594 kasus
Penyebab Sifilis

Dikutip dari Mayo Clinic, sifilis disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.

Cara paling umum penyebaran sifilis adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri memasuki tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit atau selaput lendir. Sifilis menular selama tahap primer dan sekundernya, dan terkadang pada periode laten awal.

Lebih jarang, sifilis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

Sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, gagang pintu, kolam renang atau bak air panas.

Gejala Sifilis

Gejala sifilis berkembang dan bervariasi pada setiap tahap. Namun, gejalanya tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama. Seseorang mungkin terinfeksi sifilis tanpa mengalami gejala apa pun selama bertahun-tahun.

1. Sifilis primer
Tanda pertama sifilis adalah luka kecil yang disebut chancre yang muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh. Seseorang dapat mengalami satu atau beberapa luka.

Chancre biasanya berkembang sekitar 3 minggu setelah paparan bakteri. Banyak pengidap sifilis tidak memperhatikan chancre karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan mungkin tersembunyi di dalam vagina atau rektum. Luka akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-6 minggu.

2. Sifilis Sekunder
Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre, pengidapnya mungkin mengalami ruam yang akhirnya menutupi seluruh tubuh, bahkan telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam ini biasanya tidak gatal dan bisa disertai luka seperti kutil di mulut atau kemaluan. Beberapa orang juga mengalami kerontokan rambut, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tanda dan gejala ini dapat hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan pergi selama satu tahun.

3. Sifilis laten
Jika tidak diobati, sifilis berpindah dari tahap sekunder ke tahap tersembunyi (laten) yang mana pengidapnya tidak memiliki gejala. Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Tanda dan gejala mungkin tidak pernah kembali atau penyakit dapat berlanjut ke tahap ketiga (tersier).

4. Sifilis tersier
Sekitar 15-30 persen orang yang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium akhir, penyakit ini dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian. Masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal yang tidak diobati.

5. Sifilis bawaan (kongenital)
Bayi yang lahir dari ibu pengidap sifilis dapat terinfeksi melalui plasenta atau selama kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir dengan sifilis kongenital tidak menunjukkan gejala, meskipun beberapa mengalami ruam di telapak tangan dan telapak kaki.

Tanda dan gejala selanjutnya mungkin termasuk ketulian, kelainan bentuk gigi, dan hidung. Bayi dengan sifilis juga bisa lahir terlalu dini, meninggal dalam kandungan, atau meninggal setelah lahir.

Upaya Pencegahan Sifilis

Tidak ada vaksin untuk sifilis. Berikut upaya pencegahan yang bisa dilakukan:

Satu-satunya cara pasti untuk menghindari sifilis adalah dengan menghindari (tidak melakukan) hubungan seks. Cara terbaik berikutnya adalah melakukan hubungan seks monogami dan tidak ada pasangan yang terinfeksi.

Gunakan kondom lateks. Kondom dapat mengurangi risiko tertular sifilis, tetapi hanya jika kondom menutupi luka sifilis.

Hindari narkoba. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain dapat menghambat penilaian dan mengarah pada praktik seksual yang tidak aman.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penasaran? Ini 10 Provinsi Penyumbang Terbanyak Kasus Sifilis di Indonesia"