Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Artem_Furman) |
Seorang calon pengantin meninggal dunia setelah melakukan operasi payudara lantaran ingin memamerkan belahan dadanya menggunakan gaun. Wanita bernama Alessia Neboso (21) di Italia itu berencana menikahi pacarnya bernama Mario Lucchesi.
Namun hanya beberapa hari setelah operasi implan payudara, Alessia mulai merasa tidak enak badan. Dia mengalami demam tinggi, kelelahan, batuk, lemas, dan masalah pencernaan. Setelah kondisinya memburuk, keluarganya membawanya ke ruang gawat darurat (UGD) di Klinik Villa dei Fiori di Acerra dekat Naples, Italia.
Saat dia dirawat pada tanggal 20 September, kondisinya sudah kritis. Salah satu dokter yang menanganinya, dr Feliciano Ciccarelli, mengatakan situasinya pada saat itu sangat serius.
"Ginjalnya sudah rusak, jumlah sel darah putihnya mencapai 17.000, dan dia mulai kesulitan bernapas," kata dr Feliciano.
"Kami melakukan semua kemungkinan tes padanya. Kami ingin memahami di mana sepsis itu terlokalisasi. Kami melakukan USG dan CT scan pada perut, CT scan lagi pada dada, dan dari situ kami memahami bahwa masalahnya berasal dari paru-paru," imbuhnya.
Meskipun petugas medis berusaha untuk menjaganya tetap hidup, dia meninggal karena serangan jantung beberapa jam kemudian.
Sebelumnya, Alessia diketahui sangat ingin sekali mendapatkan operasi payudara. Seorang teman dekatnya, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada media lokal, bahwa impiannya adalah menikah dengan mengenakan gaun cantik yang akan menonjolkan belahan dada barunya.
"Alessia selalu punya masalah dengan payudaranya yang kecil, meski sebenarnya tidak terlalu kecil, menurutku, payudaranya hampir sempurna. Tetapi dia tidak mau mendengarkan nasihat dan memutuskan untuk melakukannya; dia tidak peduli apa yang orang lain katakan," katanya.
"Dia bahkan tidak mau mendengarkan pacarnya; dia juga tidak mendukung," lanjutnya lagi.
Alessia memutuskan untuk memperbesar payudaranya beberapa ukuran di sebuah klinik khusus bedah plastik.
Dia pertama kali pergi ke sana untuk tes rutin sebelum kembali lagi pada tanggal 11 September untuk operasi, dan dipulangkan pada hari yang sama. Dirinya juga dilaporkan tengah baik-baik saja sampai pada tanggal 18 September.
Ketidaknyamanan pertama datang malam itu dan berlanjut keesokan paginya.
"Kemudian progresifnya memburuk hingga tanggal 20, ketika dia tiba di klinik dalam kondisi kritis dan dalam 'kode merah," lanjut dr Feliciano.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kisah Calon Pengantin Gagal Nikah, Tewas Pasca Operasi Implan Payudara"