Pakar gizi tidak menyarankan gorengan untuk berbuka puasa, kenapa?. (Foto: Getty Images/iStockphoto/MielPhotos2008) |
Gorengan menjadi menu favorit berbuka puasa. Camilan ini biasa dikonsumsi sebelum lanjut makan makanan berat.
Hanya saja pakar gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak menyarankan terlalu sering berbuka puasa dengan gorengan.
"Gorengan sangat tidak direkomendasikan untuk berbuka puasa, karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat," kata Dietisien FKKMK UGM, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet, AN, APD melalui keterangan tertulis dikutip dari laman UGM, Kamis (21/3/2024).
Proses pengolahan gorengan, kata Tony, biasanya menggunakan minyak yang telah dipakai secara berulang-ulang. Hal tersebut menjadikan minyak sebagai sumber kolesterol yang sebenarnya tidak ideal untuk digunakan.
Selain mengandung lemak tidak sehat, Tony menjelaskan gorengan juga tersusun dari karbohidrat sederhana. Karbohidrat jenis ini sifatnya cepat dibakar dan dicerna oleh tubuh. Kondisi tersebut menjadikan kadar gula darah dalam tubuh menjadi cepat turun sehingga membuat cepat merasa lapar.
"Kan jarang yang ada gorengan yang 1-2 kali pakai ganti minyaknya. Kebanyakan minyak yang digunakan itu sudah dipakai berkali-kali dan jadi model sumber kolesterol,"paparnya.
Ia merekomendasikan menu berbuka puasa dengan mengonsumsi jenis karbohidrat kompleks. Karena karbohidrat kompleks yang lebih lambat dicerna oleh tubuh sehingga kenyang lebih lama dan tidak cepat merasa lapar. Ia mencontohkan jenis karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa adalah buah-buahan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar Gizi UGM Tak Sarankan Buka Puasa dengan Gorengan, Ini Alasannya"