 |
| Ilustrasi pasien gagal ginjal akut. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff) |
Menkes Budi Gunadi Sadikin bicara soal laporan dua kasus baru gangguan ginjal akut pada anak, berdasarkan pemeriksaan baru yang dilakukan, pasien berstatus suspek tak mengalami belakangan dipastikan tak termasuk kategori Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
"Memang kita mengidentifikasi ada 2 (kasus). Jadi setelah sekian lama, ada 2 kasus, tapi satu sudah konfirm itu bukan gagal ginjal akut. Yang satu konfirm gagal ginjal akut, kemudian yang bersangkutan dirujuk 2 kali, jadi sebelum sampai ke RSCM. Sehingga saat sampai ke RSCM kita kasih fomepizole sudah terlambat. Jadi pada hari yang sama yang bersangkutan meninggal dan usianya di bawah 1 tahun," ucap Menkes Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (8/2/2023).
Menkes Budi mengatakan jika RSCM (Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yang pertama kali menemukan kasus tersebut sudah mengirimkan sampel obat ke Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) DKI yang menjadi rujukan Kemenkes, di waktu yang bersama sampel obat tersebut juga dikirim ke BPOM.
"Memang pada saat itu RSCM dan IDAI sebagai pihak yang pertama kali menemukan kasus ini juga mengupdate kita langsung mengirimkan sampelnya ke Labkesda DKI. Ini salah satu Labkesda yang paling lengkap dan modern alat-alatnya," jelas Menkes Budi.
BPOM belakangan memastikan hasil uji sampel obat sirup tidak menunjukkan masalah, termasuk dalam bahan baku obat sirup yang digunakan, sehingga muncul pertanyaan apa kemungkinan pasti penyebab kasus baru gagal ginjal akut. "Kita juga sudah mengirimkan sampel yang sama tersebut ke 4 lab lainnya dan harusnya dalam waktu dekat itu (hasilnya) bisa keluar dan saya sudah minta nanti diumumkannya bersamaan aja, antara Kemenkes dan BPOM," pungkas Menkes Budi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Menkes dan BPOM Bakal Umumkan Kepastian Penyebab Gagal Ginjal Akut"