 |
| Ilustrasi Lubang Hitam. Foto: NASA |
Para astronom menemukan sebuah bintang yang memancarkan kilatan terang sebelum tak berdaya dilahap oleh Lubang Hitam. Ini adalah peristiwa epik di alam semesta, yaitu kematian bintang oleh Lubang Hitam.
Dihimpun detikINET dari Futurism, Jumat (12/5/2023), fenomena itu dikenal sebagai peristiwa gangguan pasang surut atau Tidal Disruption Event (TDE). Hanya 100 kejadian semacam itu yang telah diamati dan dipelajari oleh para astronom.
TDE terbaru ini diberi nama WTP14adbjsh, yang terlihat di galaksi berjarak 173 juta tahun cahaya. Sejauh ini, itu adalah jarak yang paling dekat dengan Planet Bumi di mana fenomena bersangkutan muncul. Diduga, masih banyak TDE lain yang luput dari pengamatan para astronom.
Biasanya penemuan TDE menggunakan sinar-X dan sinar UV, yang diduga sebagai emisi utama dari bintang yang dilahap Lubang Hitam. Namun, dalam jurnal The Astrophysical Journal Letters, TDE terbaru ini teridentifikasi dalam spektrum cahaya inframerah.
"Menemukan TDE dekat itu berarti secara statistik, pasti ada populasi besar dari peristiwa ini yang tidak dapat dilacak oleh metode tradisional," kata Christos Panagiotou, astrofisikawan MIT. "Jadi, kita harus mencoba menemukan ini dalam inframerah jika kita menginginkan gambaran lengkap tentang Lubang Hitam dan galaksi induknya," tambahnya.
Penemuan terbaru ini menjelaskan mengapa TDE banyak diamati di galaksi yang lebih tua dan lebih jarang. Panagiotou dan tim percaya jika debu antar bintang mengaburkan sinar-X dan sinar UV, tapi cahaya inframerah menembusnya. Singkatnya, kemungkinan banyak TDE belum ditemukan.
"Fakta jika survei optik dan sinar-X melewatkan TDE di halaman belakang sangat mencerahkan dan menunjukkan bahwa survei ini hanya memberi kita sensus parsial dari total populasi TDE," kata Suvi Gezari, astronom yang membantu perintis pengamatan TDE, namun tidak terlibat dalam penelitian.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Fenomena Bintang Tak Berdaya Ditelan Lubang Hitam"